Transformasi dari Teknisi, Manajer, dan Entrepreneur

Transformasi dari Teknisi, Manajer, dan Entrepreneur

Berdasarkan survey pada 1 juta UKM di US tahun 1980, menyatakan bahwa:

40% UKM jatuh/tutup ditahun ke-2

80% UKM jatuh/tutup ditahun ke-5

96% UKM jatuh/tutup ditahun ke-10

Dan Hanya 4% yang mampu bertahan

Apakah yang membedakannya? Yaitu sang pemilik bisnis tidak bertransformasi dari sebagai Teknisi-Manajer-Entrepreneur. Normalnya dalam menjalankan usaha kita turun langsung sebagai teknisinya pada tahap awal. Ketika usaha kita sudah mulai bertumbuh, mulailah delegasikan pekerjaan kita sehingga kita bisa naik ke lewvel manajer. Dan disaat semua sudah berjalan sebagai sebuah sistem, maka kita akan naik level lagi sebagai seorang Entrepreneur yang fokus kepada pengembangan dan diversifikasi usaha kita. Memang untuk naik ke tahapan tersebut sangat tidak mudah dan beragam cobaannya, tapi bukan Entrepreneur namanya kalau ia berhenti sebelum mencapai goal-nya.

Transformasi dari Teknisi, Manajer, dan Entrepreneur
(Foto: flickr.com)

Contoh sederhananya, sebut saja ada sebuah bengkel yang bernama ‘Bengkel Dodo’. Dodo sebagai pemilik bengkel ini merupakan teknisi yang handal dan sudah memiliki banyak pelanggan. Semakin hari semakin ramai pelanggan yang ingin service di bengkel Dodo ini, sehingga ada masanya dia tidak sanggup melayani semua pelanggan, dan kemudian ia jatuhsakit sehingga membuat bengkelnya ditutup selama beberapa hari.

Tak jauh dari bengkel Dodo, didirikanlah sebuah bengkel yang dinamakan ‘Bengkel Agung’. Berbeda dengan Dodo, Bengkel Agung ini terus melakukan transformasi, meskipun pada awalnya Agung sendiri yang menjadi teknisi, namun ketika melihat bengkelnya semakin besar Agung mulai merekrut beberapa teknisi lainnya untuk mendelegasikan tugas Agung tersebut, ditambah dengan pelayanan yang ramah dengan memberikan fasilitas minuman gratis serta wifi, yang membuat pelanggan betah meskipun menunggu lama. Hal yang membuat para pelanggan Bengkel Dodo pindah menuju Bengkel Agung ini.

Beberapa tahun berikutnya, dengan bengkel yang semakin besar dan teknisi yang semakin banyak Agung bertransformasi menjadi Entrepreneur. Tugas-tugas teknis didalam bengkel sudah didelegasikan kepada karyawannya, sehingga tugas Agung selanjutnya adalah membuka cabang bengkel yang baru, menjalin network, bertemu dengan calon investor, serta juga berinvestasi untuk mengamankan uang yang ia miliki.

Dari contoh studi diatas, dapat diambil pelajaran bahwa jangan terlalu berlama-lama mengurusi bisnis kita sendirian. Pasang target sampai kapan kita melakukannya sendiri dan tentukan momen yang tepat kapan kita mulai untuk mendelegasikan pekerjaan, hingga benar-benar menjadi seorang Entrepreneur yang sudah memiliki sistem dalam bisnis, sehingga fokus kedepannya adalah memperbesar bisnis kita.

Perbedaan antara Teknisi-Manajer-Entrepreneur ini adalah:

  • Teknisi => Bekerja dimasa sekarang (Cth: Koki, montir, Banci di salon, dll)
  • Manajer => Bekerja dimasa lalu (Berdasarkan data, kejadian, laporan keuangan, laba rugi, dll)
  • Entrepreneur => Bekerja dimasa depan (Kerjanya jalan-jalan, ke pameran, pusat keramaian, seminar, networking, dll karna fokusnya adalah mencari peluang baru)

Istilahnya, jika Teknisi mengatakan ‘Gak ada gua gak jalan’ (menepuk dada), Manajer mengatakan ‘Gak ada kamu, gak jalan’ (menepuk bahu orang lain dengan merekrut teknisi, sales, admin), sementara si Entrepreneur mengatakan, ‘Kamu lebih tau, bagaimana harus jalan’ (meng-hire para manajer yang memimpin para teknisi).

Sumber: Webminar dan Buku Mas Jaya Setiabudi

Transformasi dari Teknisi, Manajer, dan Entrepreneur

Baca Review Buku The Power of KepepetĀ Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *