Mental Block Apa Saja yang Menghambat Kamu untuk Daftar Kuliah di Luar Negeri? Berikut adalah beberapa diantaranya, lengkap dengan solusinya buat kamu.
“Saya kuliah S1 di universitas yang biasa-biasa saja dan bahkan bukan yang terbaik di kota saya, lalu apa saya masih bisa kuliah di luar negeri?”
Perlu diketahui, dalam persyaratan pendaftaran untuk kuliah ke luar negeri tidak disebutkan bahwa pelamar harus berasal dari universitas negeri. Tidak pernah disebutkan bahwa kamu harus berasal dari universitas favorit. Tidak disebutkan pula bahwa mahasiswa dari ‘universitas biasa-biasa saja’ tidak boleh mendaftar.
“Saya sama sekali tidak bisa bahasa Inggris dan sama sekali tidak mengenal TOEFL dan IELTS”
Semua mahasiswa yang kini kuliah di luar negeri dulunya belum memiliki skor TOEFL dan IELTS yang tinggi. Mereka juga sama seperti kamu: pernah sama-sama tidak bisa Bahasa Inggris. Namun bedanya, mereka tidak berlarut-larut untuk merenungi nasib dan menyerah pada takdir. Mereka memilih untuk segera memulai dan belajar apa itu TOEFL, IELTS, TOEIC, GRE, dan sebagainya.
Jika kamu benar-benar ingin ke luar negeri tanpa ambil pusing soal TOEFL, ada alternative lainnya, yaitu dengan mencari Negara tujuan yang tidak membutuhkan skor TOEFL tinggi khususnya Negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertamanya. Kuncinya ada di diri kita, seberapa besar kemauan yang dimiliki untuk mencari informasi tersebut.
“Kuliah di luar negeri itu mahal, tidak punya biaya”
Mahal itu relative. Kata ‘mahal’ hanya dikenal bagi mereka yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting atau tidak tau caranya. Sebaliknya, kata ‘mahal’ tidak ada dalam kamus mereka yang kini sudah mengeyam pendidikan di luar negeri. Ketika pendidikan menjadi prioritas utama, apapun akan dilakukan agar dapat meraih pendidikan tersebut.
“Dapet beasiswa itu kan nggak gampang, alias susah banget. Pasti saingannya banyak dan banyak yang lebih baik dari saya”
Ya, tentu saja. Pihak penyelenggara tidak mau rugi dengan memberikan beasiswa kepada orang yang bahkan sudah menyerah duluan sebelum mengajukan berkas dan belum berusaha dengan maksimal.
“Pengen sih tapi, jauh dari rumah, jauh dari orang tua, jauh dari anak dan istri”
Kalau memang benar-benar tidak bisa ditinggalkan, ajak pula mereka turut serta untuk tinggal diluar negeri. Rezeki sudah ada yang mengatur, tapi perlu kamu perjuangkan untuk mendapatkannya. Banyak beasiswa dan peluang kerja part time yang bisa kamu lakukan. Solusi lainnya, dengan perkembangan teknologi saat ini, kamu bisa membuat Whatsapp grup keluarga dan rajin berbagi informasi serta komunikasi disana, bisa juga dengan jadwalkan waktu untuk video call bersama keluarga nun jauh dimata.
“Sudah berusaha semaksimal mungkin, sudah berkali-kali ikut tes beasiswa tapi masih belum diterima”
Mengalami penolakan berkali-kali bukanlah pertanda buruk. Tidak berarti pula bahwa kamu tidak layak untuk kuliah ke luar negeri. Segera perbaiki strategimu. Solusinya, cari peluang pada beasiswa yang tidak terlalu banyak pesaingnya.
“Sebenarnya saya adalah mahasiswa yang cukup cerdas, tapi masih tidak percaya diri untuk kuliah di sana”
Masalah kepercayaan diri itu sangat mudah dihadapi. Kalau kamu sudah tau kelemahan diri sendiri, berarti kamu sudah separuh jalan menuju sukses. Tinggal separuh lagi! Cobalah untuk berkomunikasi dengan para ahli dan senior yang sudah terlebih dahulu ke luar negeri. Renungkan kembali apa yang menjadi impianmu, kemudian pelajari dan perdalam tentang Negara tujuan, beasiswa yang diinginkan, universitas tujuan, serta fakultas dan jurusan yang diinginkan.
Banyak orang yang cerdas dan memiliki rasa kurang percaya diri yang akhirnya berhasil kuliah ke luar negeri di Negara impian masing-masing. Mereka adalah orang yang berhasil mengalahkan rasa kurang percaya diri dengan memperbesar semangat belajar dan tekad untuk meraih apa yang sudah menjadi target dan impian mereka.
“Kuliah ke luar negeri sudah menjadi impian saya dari dulu. Hanya saja, saya tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana”
Sudah memiliki mimpi adalah sebuah prestasi yang bear. Pertama, tuliskan niat dan tujuanmu kuliah ke luar negeri dan kapan kamu harus kuliah ke luar negeri. Langkah selanjutnya adalah memetakan mimpi: Kamu ingin kuliah di Negara mana, universitas mana, jurusan apa, menggunakan beasiswa atau biaya sendiri, dan lain-lain.
Carilah informasi yang dibutuhkan mulai dari sekarang. Cari informasinya sedetail mungkin tentang Negara tujuan, keadaan masyarakat, bahasa yang digunakan, letak geografis, iklim, dan lain-lain. Berarti sudah jelas, kamu harus mulai sekarang juga untuk menata dan memetakan mimpi, kemudian mencari informasi sedetail-detailnya. Siapkan syarat-syarat dari apa yang sudah kamu pelajari dan praktikkan. Sebagai langkah terakhir, daftarlah dengan segera saat dibukanya waktu pendaftaran.
“Saya sudah diterima di Australia, semua berkas sudah siap, tempat tinggal sudah di booking, tetapi masih khawatir bagaimana caranya beradaptasi disana”
Manusia memiliki naluri adaptasi yang tinggi, apalagi sekarang sudah didukung dengan berbagai media pembelajaran yang bisa membantu untuk beradaptasi disebuah lingkungan baru.
Itulah tadi Mental Block Apa Saja yang Menghambat Kamu untuk Daftar Kuliah di Luar Negeri? Lengkap dengan solusi yang ditawarkan. Semangaatt Scholarship hunter!!!
Sumber Riset: Inspirabook
Baca tips Kuliah Luar Negeri lainnya disini