Krisis sejatinya adalah Peluang untuk bertumbuh. Asalkan kita bisa Mengambil Peluang Disetiap Krisis atau yang biasa disebut Opportunity in Crisis.
Akhir-akhir ini sudah banyak negara yang memutuskan untuk tidak menggunakan dollar (Iran menggunakan Euro, dan Gaddafi menggunakan gold dinnar), lalu Indonesia juga mempunyai currency swap bekerja sama dengan Korsel.
Banyak negara yang kehilangan kepercayaan terhadap US Dollar, dan sekarang mereka menggunakan sistem barter seperti zaman dahulu. Dalam sistem barter ini yang paling dilihat adalah value-nya, bukan cuma soal quantity.
Hal ini membuat Dollar mulai kehilangan daya. Seperti biasa, di puncaknya itu sama seperti ketika orang menjelang kematian, kita tiba-tiba menyaksikan orang yang kena stroke yang kesekian kali tiba-tiba dia hidupnya sangat bergairah, kita pikir dia sudah sembuh, dan kemudian ternyata itu adalah akhir dari kematiannya. Jangan lupa dengan sejarah dunia, kerajaan-kerajaan terkenal dunia itu justru berakhir di zaman emas para pemimpinnya.
“Nafsu manusia untuk mencapai kekayaan yang sebesar-besarnya, akan mengakibatkan manusia itu mengalami kehancuran. Greed (Keserakahan) dapat menimbulkan kesulitan bagi orang itu sendiri”
Suatu negara yang tidak hati-hati dan hanya bicaranya Dollar akan mengalami kesulitan dengan sendirinya. Kita harus mulai memikirkan mata uang yang lain, kita harus mulai memikirkan cadangan-cadangan yang lain. Ketika kita berpikirnya adalah currency, berpikirnya adalah kekayaan paper, kertas, surat-surat berharga, saat ini sudah jauh berbeda. Karena yang diperhitungkan saat ini adalah aset yang riil. Apakah itu properti, apakah itu emas, atau aset-aset yang riil lainnya.
“Bahwa setiap crisis itu menyimpan opportunity, yaitu mereka yang mampu membaca lebih cepat dan kemudian mengambil kesempatan”
Karena krisis seperti ini yang didiamkan mengakibatkan terjadi apa yang disebut wealth transfer, transfer kesejahteraan. Harta-harta kita tiba-tiba pindah ke negara lain. Negara lain menjadi kaya. Kita yang menabung, mereka yang menikmati. Kita yang mempunyai aset tetapi kita miskin. Mereka yang menguasai aset, mereka yang menjadi kaya-raya. Itulah perubahan dan perubahan harus di-manage.
Maka dari itu kita harus lebih pintar dalam Mengambil Peluang Disetiap Krisis
Sumber: Kursus Manajemen Perubahan oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali
Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini