Filosofi di Balik Gunung Es. Diibaratkan sebuah es batu yang dimasukkan kedalam cangkir yang berisi air. Ada bagian atas yang terlihat dan ada banyak yang tidak terlihat (Bagian bawah/yang tak terlihat lebih banyak di dalamnya, bagian atas nya yang terlihat hanya sedikit).
Jika diibaratkan manusia, bagian atas itu adalah yang biasa kita sebut dengan keterampilan, pendidikan, pengetahuan, atau juga gelar. Sementara bagian bawah nya itu adalah attitude, sikap manusia.
Secara fisik, sifat itu bisa dilihat dari bahasa tubuh kita. Namun yang jauh lebih penting adalah sikap kita dalam menjelajahi kehidupan. Bagian yang tak kelihatan dalam pendidikan. Yang tentu saja di dalam nya adalah proses pembentukan didalam keluarga. Dan kalau keluarga tak memberikan banyak, maka kita pun harus turut melakukan investasi disitu, yang membentuk hidup kita.
Yuk kita sedikit belajar dari kisah hidup Presiden pertama kita, Bapak Ir. Soekarno:
Sejak kecil ia sudah dilatih menjadi driver. Sejak kecil sudah dititipkan tinggal di tempat kakek nya di tulunggagung. Lalu lanjut Sekolah di Surabaya, dan bertemu dengan Hj. Tjokroaminoto di sebuah sekolah Belanda. Kemudian lanjut kuliah di ITB, dan tinggal di kerabat Hj. Tjokroaminoto yaitu Haji Sanusi, lalu kenal dengan tokoh-tokoh nasional seperti Douwes Dekker, Dr. Ciptomangunkusumo, dan lain sebagainya, disana lah terbentuk karakternya sebagai seorang nasionalis, dan mendirikan PNI
Kemudian setelah kuliah Bung Karno ditangkap Belanda, diasingkan ke beberapa lokasi (Seperti Ende, Bengkulu dll), sampai kemudian tahun 1942 melakukan langkah-langkah besar dan akhirnya tahun 1945 memerdekakan Indonesia.
Pembelajaran selanjutnya adalah kisah dari Presiden Theodore Roosevelt:
Seorang mantan Presiden Amerika, yang juga tokoh perdamaian dan membuka Terusan Panama. TR memilki darah genetik yang berbeda dengan lainnya. Enam generasi diatasnya memiliki penyakit Degeneratif. Sejak lahir menderita asma yang sangat akut, dan tidak memiliki kemampuan untuk sekolah dengan baik.
Sampai suatu saat orang tua nya memutuskan untuk membawanya pergi ke tempat lain, karna di Amerika Serikat khususnya New York itu, pollen (serbuk2 bunga) nya luar biasa, maka dari itu dia dibawa ke Jerman, Austria, dan sebagainya.
Hingga pada usia 13 tahun, orang tuanya mengatakan bahwa dia itu anak yang pintar, rajin belajar, dan senang baca buku. Cuma kalau hanya memiliki fisik yang lemah, dia tidak bisa mencapai impian yang diinginkan, dan hanya berhenti ditempat tidurnya.
Sejak saat itu orang tua nya membelikan dia alat gym, serta mengajaknya untuk rutin berolahraga dan membentuk attitude-nya. Hingga saat usia dewasa, bukan hanya pengetahuan (bagian atas es), tetapi juga attitude nya (bagian bawah) yang luar biasa bagus sampai akhirnya dia menjadi Presiden di usia 42 tahun.
Dapat diartikan bahwa, dengan keterbatasan fisik, kita harus bisa mengembangkan self-kita sendiri, self inilah yang akan menentukan.
Gimana temans, dapatkah kalian memetik pelajaran dari Filosofi di Balik Gunung Es?
Sumber: Kursus Self-Driving oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali
Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini