Tantangan bagi Keluarga Kelas Menengah Dalam Mendidik Anak

Tantangan bagi Keluarga Kelas Menengah Dalam Mendidik Anak. Di Rumah Perubahan, ada gagasan Petualang Cilik yang bertujuan mengembalikan anak-anak ke alam. Karna anak-anak sekarang sudah terbiasa hidup dalam kelas menengah, yang steril dan kemudian orang tua nya hanya membesarkan mereka dalam sekolah saja. Faktanya, sekolah belum banyak melatih anak-anak untuk berpikir, dan ini merupakan tantangan buat para guru dan para orang tua nya.

Tantangan bagi Keluarga Kelas Menengah Dalam Mendidik Anak
Tantangan bagi Keluarga Kelas Menengah Dalam Mendidik Anak. Foto: walshpr.ie

Para Generasi dahulu (kepala 4, 5 atau 6) dibesarkan oleh orang tua yang tidak sekolah barangkali, mereka juga dalam kehidupan ekonomi yang saat itu belum sebaik sekarang, dan mereka itu tidak mendidik anak-anaknya karna tidak tau, bukan tidak ingin. Mereka mendidik dari rumah, yang nama nya attitude, dan itu begitu kuat ditanamkan orang tua tetapi anak-anaknya mencari sendiri sekolahnya.

Tetapi belakangan Generasi kita, generasi yang lebih mapan, telah berubah menjadi kelas menengah. Sebagian memiliki income yang baik, karna income yang baik maka orang tua mulai mengatur, anak-anaknya tidak hanya diatur pada masa kanak-kanak, pada masa kecil, tapi juga ketika dewasa. Bahkan ketika sampai di usia menjelang dewasa pun, orang tua tidak mengajarkan anak-anaknya cara mengambil keputusan, keputusan yang mudah pun diambil oleh orang tua (Seperti potong rambut, membeli pakaian, melanjutkan sekolah dll).

Bisa dibilang hampir segala sesuatu kita ambil keputusan karna orang tua kita (Sekolah, kuliah, hingga menikah) yang berakibat pada mental Passenger, merasa nyaman, tidak perlu berpikir, semua diurus oleh keluarga atau oleh orang lain.

Bahkan kemudian ketika dewasa, banyak sekali orang yang merasa senang atau nyaman kalau mempunyai teman anak dari keluarga yang mampu. Berteman dengan orang yang mampu itu bagi sebagian orang sangat menyenangkan, karna bisa numpang. Tidak perlu bekerja keras karna kita berkawan dengan anaknya maka kita pun bisa menduduki posisi tertentu.

“Menjadi penumpang lagi-lagi. Menjadi penumpang tentu saja ada konsekuensi nya, yaitu kita menjadi tidak terlatih untuk berpikir”

Case Study melihat apa yang terjadi pada burung dara, yang dijahit sayapnya agar tidak terbang jauh. Kemudian setelah jahitannya dilepas, mereka tetap tidak bisa terbang jauh. (Sayap, alat untuk terbang, tetapi dibalik sayap itu ada pikiran)

“Bukan kaki yang menggerakkan langkah kita, melainkan pikiran kita”

Inilah yang terjadi pada generasi sekarang, anak-anak tidak pernah dilatih untuk mengambil keputusan yang berakibat ketika mereka dewasa mereka tidak memiliki kemampuan untuk hidup mandiri, menjelajahi alam semesta ini untuk meraih keberhasilan.

Inilah Tantangan bagi Keluarga Kelas Menengah Dalam Mendidik Anak.

Sumber: Kursus Self-Driving oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *