Cara Memaknai Kata Krisis di Era yang Penuh Ketidakpastian

 Cara Memaknai Kata Krisis di Era yang Penuh Ketidakpastian. Tapi sebelumnya, kita harus kembali belajar sejarah di balik Non-finito.

 

1. Di Balik Non-Finito

Saat Renaissance di Eropa, khususnya di Florence, Italia, yang berkembang karena didukung oleh keluarga penyandang dana terkenal, Keluarga Meidici, ada 2 Universitas yang dianggap hebat, yaitu Universitas Milan dan Universitas yang terletak di Florence. Banyak peminat dikampus tersebut, namun yang disaring untuk masuk sangat sedikit, sehingga menghasilkan bibit-bibit terbaik yang menjadi pemimpin di Italia.

Mereka mewariskan berbagai hal termasuk karya seni. Salah satu yang kontroversial adalah Karya Michael Angelo yang tidak sempurna (Non-Finito alias tidak selesai).

Di belahan dunia lainnya, lihat juga karya Non-Finito (tidak selesai) yang ada di Jakarta. Mulai dari era Bang Yos, digantikan Gubernur lain hingga Gubernur Ahok.

Kebanyakan proyek mereka bersifat long term sehingga tidak selesai. Ini dapat disimpulkan bahwa:

“Setiap pemimpin yang memimpin suatu proyek jangka panjang, maka ia harus siap menghadapi situasi yang disebut situasi ‘Non-Finito’. Karya-karyanya kemungkinan besar tidak selesai”

Fly over Semanggi. Proses Pembangunan itu membutuhkan waktu yang lama.
Fly over Semanggi. Proses Pembangunan itu membutuhkan waktu yang lama.. Sumber: youtube

 

2. Memaknai Kata Krisis

Non-Finito itu menyebabkan ketidakpastian, sehingga diperlukan sebuah kemampuan untuk me-manage situasi. Seperti krisis yang dialami Indonesia saat dollar menguat, dikarenakan bangsa kita adalah bangsa konsumtif. Hampir semua barang yang kita konsumsi itu dari impor (Motor, mobil, bahkan hingga garam dan sapi juga).

“Padahal ketika mata uang lokal mengalami penurunan, depresiasi, artinya itu kesempatan bagi kita untuk masuk pasar internasional”

Justru China malah khawatir mata uang nya menguat ketika dolar menguat, karna mereka bangsa pedagang, bukan bangsa konsumtif.

“Setiap bangsa mendefinisikan krisis berbeda-beda”

 

Dalam bahasa Inggris, Crisis is a turning point (titik belok), for better or for worse.

Dalam bahasa China, Crisis itu adalah Weiji, yang artinya Dangers or Opportunity

Sementara dalam bahasa Indonesia, kata Krisis adalah suasana genting, gawat, kemelut.

Pemaknaan bahasa kita terhadap kata Krisis itulah yang mempengaruhi cara berpikir kita dalam menghadapi krisis.

“Oleh karena itu maka setiap pemimpin yang dibekali dengan keterampilan Change Management maka dia akan melihat, apakah ini merupakan sebuah signal bagi kita untuk melakukan perubahan. Ini semua akan membentuk visi seseorang”

 

3. N-Step

Berikut adalah 8 Langkah yang digunakan untuk melakukan dan me-manage Perubahan (N-Step by John P Kotter) :

a. Sense of Urgency (Suasana nya harus urgent)

b. Bentuklah Koalisi Perubahan, karna kita tidak bisa melakukannya sendiri

c. Membangun Visi

d. Komunikasikan Visi terhadap tim kita

e. Dorong para pengikut agar bertindak sesuai visi yang sudah dituliskan dan dikomunikasikan

f. Raih kemenangan-kemenangan jangka pendek (Qucik wins)

g. Lembagakan pendekatan-pendekatan baru, tetapkan perubahan secara struktural

 

Sense of Urgency contohnya adalah pada saat Thariq bin Ziyad memimpin Bani Ummayah masuk ke Eropa (Spanyol). Ketika mereka baru mendarat disana, Thariq bin Ziyad memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal-kapal mereka. Kondisi ini menciptakan Sense of Urgency terhadap pasukannya sehingga mereka Nothing to Lose.

“Sama dengan krisis, suasana mendesak sebetulnya juga bagus untuk melakukan perubahan”

 

4. The Burning Platform

Ciptakanlah The Burning Platform, yang mendesak tim kita untuk segera melakukan perubahan dan inovasi. Berdasarkan riset dari salah seorang Leader saat memipin perusahan, dia menemukan bahwa para manajer tidak terbiasa bekerja dengan data, mereka tidak dituntut untuk mencapai tanggung jawab dan kinerja tertentu. Sehingga ketika dikatakan perubahan ‘is a must’, akan menciptakan situasi bahwa eksekutif tidak punya piihan lain.

Ini sudah terbukti oleh Garuda Indonesia yang bisa berjaya hingga keluar negeri. Mereka melakukan perubahan dan inovasi lebih awal dari kompetitornya.

Banyak perusahaan besar maupun keluarga, memulai semuanya dengan The Burning Platform, menciptakan sesuatu yang terdesak, Sense of Urgency

 

5. Koalisi Perubahan

Bagaimana cara Membentuk Koalisi Perubahan?

Yang pertama itu kita harus mempunyai teman, karna ketika mendapat serangan, kita tidak merasa seindirian. Minimal pemimpin itu memerlukan support moril

Pemimpin perubahan memerlukan koalisi, dia perlu mebangun jaringan dari orang-orang yang membela dia (Media massa, pasukan cyber, penegak hukum, eksekutor, bankir, toko masyarakata dll)

 

6. Membangun Visi

Visi adalah kemampuan untuk melihat jauh kedepan. Untuk mencapai Gap antara A dan B, diperlukan sebuah Strategi yang tepat.

 

7. Hope Management

Yang pertama itu kita harus Mengkomunikasikan Visi. Visi bukanlah benda mati, maka dari itu harus disampaikan. Jangan sampai kemudian datang orang baru yang belakangan bergabung, dan kemudian dia tidak tau visi kita kemana.

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi visi nya kepada anggota-anggotanya. Kemudian mendorong para pengikut agar bergerak atau bertindak sesuai dengan visi kita.

Ciptakan sebuah alignment, keselarasan. Alignment terdiri dari Aligment Vertical dan Alignment Horizontal.

“Karena kita memiliki pemimpin yang kesulitan untuk menggerakkan sebuah gagasannya”

Orang yang berada dalam satu kementrian tapi basic ilmu nya berbeda, mengakibatkan mereka melihat dengan cara pandang yang berbeda. Menyatukan perspektif yang berbeda adalah alat perubahan yang sangat penting khususnya di Indonesia.

Didalam Hope Management, raihlah Kemenangan-kemenangan jangka pendek, agar para pelaku perubahan tidak kehilangan harapan.

Khususnya pada pembangunan infrastruktur, yang memakan waktu sangat lama sekali. Tidak mungkin kita membangun pelabuhan hari ini, bulan depan sudah jadi. Harus dimulai dengan planning dan menghitung. Dan seterusnya juga memerlukan 2-3 tahun, itu pun harus mencari lagi mitra untuk membiayai anggaran yang tidak cukup.

“Tugas pemimpin disini adalah menyalakan lili dalam terowongan yang gelap”

Manusia harus diberikan hope, mencapai dari a ke B yang cukup jauh, akan menimbulkan keletihan-keletihan dan orang kemudian akan tercecer ditengah jalan. Kemenangan-kemenangan jangka pendek ini merupakan harapan, pembangkit kegairahan.

 

8. Urcentainty

Ketidak pastian itu adalah sesuatu yang harus dihadapi. Jangan berhenti, beradaptasi boleh, tetapi berhenti tidak disarankan. Karena Winners never quit, only quitters never win.

Last, kalau sudah kita lakukan kerja keras, lakukan ini semua, lembagakanlah dalam sebuah kegiatan yang jauh lebih struktural. Ikat dengan anggaran dan kemudian jadikan sebuah kultur yang adaptif. Yang siap untuk menghadapi tantangan-tantangan baru.

Itulah tadi Penjelasan Bagaimana Cara Memaknai Kata Krisis di Era yang Penuh Ketidakpastian. 

Nantikan artikel selanjutnya ya temans 🙂

Sumber: Kursus Manajemen Perubahan oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *