Perubahan adalah Gelombang Kebangkitan

Perubahan adalah Gelombang Kebangkitan. Dari kisah Malthus pada Artikel Sebelumnya bisa melihat bahwa dia memberikan warning kepada manusia untuk berikhtiar/berusaha, hingga bisa mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang cepat pada masa itu.

Dan pada tahun 2015 yang lalu, telah dibahas juga 4 perubahan besar dunia dalam buku bagus yang berjudul ‘No Ordinary Disruption’, yang menjelaskan salah satu perubahannya itu adalah pada demografi. Lagi-lagi demografi atau penduduk, the power of population yang juga pernah dibahas oleh Malthus.

Tetapi yang dibahas disini bukan hanya soal daerah-daerah yang populasinya meningkat pesat, karna ada beberapa daerah seperti Thailand yang tingkat percepatan penduduknya mengalami penurunan. Jadi yang dibahas dalam buku ini selain penduduk dan urbainsaasi adalah terjadinya perubahan fokus ekonomi yang tadinya terjadi di Negara-negara besar di barat, sekarang malah bergeser ke China termasuk Negara-negara berkembang lainnya.

Dan ini tidak hanya terjadi pada negaranya tetapi juga pada pusat-pusat kotanya. Jika sebelumnya kita mengenal Negara-negara dengan penduduk yang banyak itu adalah Negara-negara yang padat dengan kota yang luar biasa seperti Mexico City, Tokyo dsb, tetapi sekarang kita mengenal kota-kota baru seperti Mumbai, Dubai, kemudian juga Shanghai. Dan bahkan juga ada beberapa kota lain yang barangkali jarang kita dengar, seperti Hsinchu yang ada di Taiwan Utara yang menjadi kota keempat dengan populasi yang kuat dan terus bertumbuh karena produksi elektronik yang begitu menonjol.

Selain Hsinchu di Taiwan, juga ada kota lain di China seperti Tianjin, yang mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kemudian juga ada Kota Santa Catarina yang ada di Brazil dan berbatasan langsung dengan Uruguay. Fenomena penyebaran dan pertumbuhan populasi kota-kota baru ini juga terjadi di Indonesia. Bisa dilihat di Kota Manado yang tiba-tiba penduduknya menjadi sangat ramai, Malang yang juga semakin ramai dan crowded, dan juga Ambon yang akhir-akhir ini juga mulai macet.

Di berbagai penjuru dunia juga kita bisa saksikan terjadi urbanisasi dan juga terjadi migrasi penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan semua itu ada pemicunya, ada sebuah gerakan yang memulai dan mengakibatkan orang kemudian berdatangan kesana.

Study case bisa diambil dari Desa Ubud yang ada di Bali. Kalau dulu di Bali kita hanya mengenal sekitar hanya memiliki 3 wisata seperti Sanur, Kuta, dan Nusa Dua, kini sudah banyak tumbuh wisata baru lainnya dan salah satunya adalah Ubud. Ini dikarenakan Ubud memiliki pusat wisata yang berbeda dengan daerah lainnya, Ketika Bali dominannya menjual wisata pantai, Ubud malah menjual daerah pegunungan dengan kota seninya yang begitu indah.

Anak-anak Muda yang berkreasi lukisan di Ubud
Melukis menjadi salah satu favorit di kalangan anak muda di Ubud. Sumber: kumparan.com

Ini tentu saja dikarenakan ada orang yang melakukan perubahan. Adalah Tjok Raka Gde Agung Sukawati yang saat itu menjaabat sebagai Raja Ubud. Ketika ia menyaksikan ada seseorang membawa pikulan lukisan dan berkeliling Ubud untuk mencari pembeli, kemudian Raja Ubud menawarkan orang yang bernama Affandi tersebut untuk tinggal disana.

Dan ini tidak hanya terjadi pada Affandi, Raja Ubud ini juga mendatangkan pelukis-pelukis internasional yang belakangan dikenal sebagai tokoh-tokoh besar seperti Walter Spies, Blanco, Hans Snel, Arie Smit, Rudolf Bonnet, dan juga tokoh-tokoh lainnya yang barangkali menghiasi sejarah lukisan Bali dewasa ini

Orang-orang tersebut seringkali dijemput oleh Raja Ubud di pelabuhan ketika ia mendengar ada pelukis besar yang akan singgah, dan ia langsung menawarkan untuk tinggal di Ubud. Raja Ubud juga berpesan kepada pelukis besar itu, “Tolong ajarkan anak-anak di Ubud melukis”, dan sejak itulah teknik melukis di Bali berubah. Hingga akhirnya sekarang kita lihat Ubud dikenal sebagai sebuah desa yang kaya dengan karya lukisnya.

Inilah yang menjadi daya tarik Ubud, yang jika kita bersepeda keliling Ubud maka kita akan menyaksikan sepanjang Desa Ubud terpadat karya-karya seni yang tidak ada habisnya.

Jadi, semua perubahan ini terjadi karena ada factor pemicunya, Dan factor pemicunya itu adalah adanya 1 orang yang terbebani, orang yang terbebani inilah yang kemudian akan melakukan sesuatu gerakan yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang lain.

Itulah yang penjelasan dari Perubahan adalah Gelombang Kebangkitan. Nantikan artikel selanjutnya ya temans 🙂

Sumber: Kursus Manajemen Perubahan oleh Indonesia X oleh Prof. Rhenald Kasali.

Teman-teman bisa ikut kursusnya secara GRATIS Disini

One thought on “Perubahan adalah Gelombang Kebangkitan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *